Minggu, 30 Agustus 2009

REFLEKSI KEHIDUPAN DALAM DUNIA SOPHIE




oleh : Khalisotussurur

JUDUL : DUNIA SOPHIE
PENULIS : JOSTEIN GAARDER
PENERJEMAH : RAHMANI ASTUTI
PENYUNTING : YULIANI LIPUTO
CETAKAN : MEI 2004
PENERBIT : MIZAN PUSTAKA
TEBAL : 561 HALAMAN

Novel ini mengisahkan tentang seorang gadis muda yang mendapatkan pelajaran filsafat dari guru filosof misteriusnya. Sophie Amundsend, baru saja pulang sekolah, ketika ia menemukan surat misterius. Surat tanpa nama pengirim itu sama misteriusnya dengan isi surat tersebut. ‘Siapakah kamu?’. Pertanyaan tersebut menggugah hati Sophie. Pertanyaan mendasar yang mungkin jarang terpikirkan oleh semua orang termasuk dirinya.

Bersamaan dengan surat-surat yang dikirimkan pengirim misterius tersebut, Sophie mendapatkan surat lain yang ditujukan untuk Hilde Moller Knag. Namun, surat tersebut memang sengaja dikirim melalui Sophie. Surat yang berisi ucapan selamat ulang tahun untuk Hilde ke-15 itu berasal dari ayahnya. Pada surat itu tertempel perangko Norwegia yang dicap pos Batalyon PBB. Anehnya, ultah Hilde bertepatan sebulan sebelum ulang tahun Sophie. Keanehan lain terus terjadi pada Sophie setelah mendapatkan surat misterius tersebut. Tapi justru dari situlah Sophie muali mendapatkan pelajaran filsafatnya.

Memeriksa kotak surat akhirnya menjadi rutinitas Sophie. Suatu hari, ia menemukan satu amplop besar yang bagian belakangnya bertuliskan ‘Pelajaran Filsafat. Hati-hati’. Rasa penasarannya memuncak. Saat itulah filosof misterius menjelaskan maksudnya untuk memberikan Sophie pelajaran filsafat.

Melalui pertanyaan, filosof itu diam-diam mengantarkan Sophie pada pelajaran filsafat. ‘Tidak adakah sesuatu yang memikat hati kita semua? Tidak adakah sesuatu yang menyangkut kepentingan semua orang-tidak soal siapa mereka atau di mana mereka tinggal di di dunia ini? Ya, Sophie sayang, memang ada masalah-masalah yang jelas akan menarik minat semua orang. Dan itulah masalah-masalah yang dibahas dalam pelajaran ini’.

Rangkaian kalimat dalam surat itu membuat Sophie memutar otak. Kini ia baru menyadari ada hal-hal yang lebih penting dari yang sekedar dipelajarinya di sekolah. Filosof itu pun secara rutin mengirimkaan Sophie surat yang berisi berlembar-lembar kertas pelajaran filsafat. Ia memulainya dengan menjelaskan pada Sophie bahwa yang dibutuhkan untuk menjadi filosof yang baik adalah rasa ingin tahu.

Novel ini terbagi tiga bagian. Pertama saat Alberto Knox mulai mengirimkan pelajaran filsafatnya pada Sophie melalui surat. Kedua, Sophie bertemu dengan Alberto dan melanjutkan pelajaran filsafatnya melalui pertemuan diskusi. Dan ketiga, ketika Hilde muncul dan mulai membaca novel karangan ayahnya, Dunia Sophie.

Gaarder membuat alur yang sangat menarik dalam novel ini. Mengambil ide Plato tentang ‘Mitos Gua’, Gaarder menyajikan novel ini dengan memutarbalikkan realitas. Pada awal penjelasannya, sang guru filsafat, Alberto Knox sempat menerangkan sebuah mitos tentang beberapa orang yang tinggal di dalam gua bawah tanah. Mereka duduk membelakangi mulut gua dengan kaki terkekang. Maka dari itu mereka hanya dapat memandang ke dinding gua.

Sementara di belakang mereka ada api unggun, muncul bayangan dari orang-orang yang melewatinya. Satu-satunya yang dapat dilihat para penghuni gua tersebut hanyalah refleksi dari bayangan tersebut. Karena telah dalam posisi tersebut sejak dilahirkan, maka mereka mengira hanya bayang-bayang itu yang ada.

Gaarder lalu meminta untuk membayangkan, jika salah satu dari penghuni gua mencoba melepaskan ikatan kekang kaki mereka. Dia akan berbalik dan melihat cahaya yang terang. Lalu mulai terpesona melihat benda-benda di luar gua. Karena untuk pertama dirinya melihat warna-warni dan berbagai bentuk benda dengan jelas. Dia dapat melihat bunga dan hewan sungguhan. Dan mempertanyakan dari mana semuanya berasal. Dia melihat bagaimana matahari dapat menerangi semuanya. Hal tersebut sama dengan ketika ia melihat bayangan dari dalam gua akibat refleksi cahaya api. Penghuni gua itu gembira telah menemukan kebebasannya.

Tapi ia teringat teman-temannya yang masih terjebak di dalam gua. Ia masuk ke dalam dan menceritakan bayang-bayang di dinding merupakan refleksi dari benda-benda yang sebenarnya. Tapi penghuni gua yang lain tidak mempercayainya dan membunuhnya.

Melalui sudut pandang itulah Gaarder menceritakan ‘Dunia Sophie’. Awalnya Sophie diangkat sebagai tokoh nyata. Ia mendapatkan keanehan-keanehan sejak mendapatkan surat dari guru filsafat misteriusnya, Alberto. Dalam hal ini, jika dianalogikan, sebenarnya Sophie hanyalah refleksi bayang-bayang dari api unggun tersebut.

Pada pertengahan novel, Gaarder mulai menyadarkan pembaca bahwa Sophie dan ‘dunianya’ hanyalah kado hasil karangan ayahnya untuk Hilde yang berulang tahun ke-15. Maka tak heran jika dalam penjelasan filsafatnya, Alberto dan Sophie seringkali dihadapkan oleh tokoh-tokoh cerita lainnya seperti winnie the pooh, gadis penjual korek api dan lain-lain. Itu karena Sophie bukanlah realitas yang sebenarnya. Sophie hanya berada dalam dunia ide. Dunia yang sebenarnya adalah kisah Hilde Moller Knag.

Sesungguhnya novel ini adalah novel sejarah. Karena Gaarder dengan ringkas menuliskan sejarah filsafat dari awal perkembangannya hingga bagaimana keadaan di zaman sekarang. Ia bercerita tentang tokoh-tokoh filsafat mulai dari filosof alam, Plato, Descartes, Kant hingga Freud. Gaarder juga menjelaskan situasi di Athena, abad pertengahan, renaisans, zaman barok hingga zaman ini. Semua terangkum dan disajikan dengan renyah oleh Gaarder. Bahasa yang digunakan pun mudah dicerna. Dapat dikatakan buku ini menjadi buku sunnah yang wajib bagi pemula, ‘Philosophy For Beginner’.

Tidak ada komentar: